BRMP Banten Gelar Rakor dan Workshop Polygon di Wilayah III Pandeglang

Picung, 22/10/2025 BRMP Banten melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) Program Strategis Kementerian Pertanian dan Workshop Polygon bagi penyuluh wilayah III Pandeglang, yaitu dari Kecamatan Cikueusik, Angsana, Sindangresmi, Picung, Bojong, Saketi, dan Cisata.

Hadir dalam kegiatan ini Kepala BRMP Banten Dr. Suharyanto, S.P., M.P, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pandeglang, Ibu Nuridawati, S.P., M.M., Koordinator penyuluh wilayah III Encep Kholid, S.P., Koordinator POPT Kecamatan Pandeglang Ahmadi, penyuluh dan POPT wilayah III Pandeglang.

 

Dalam arahannya, Dr. Suharyanto menyampaikan bahwa Wilayah III memiliki cakupan yang luas dengan target yang cukup besar pada Program Strategis Kementan 2025. Beliau menekankan bahwa data menjadi indikator utama dalam mengukur capaian program, di mana realisasi LTT (Luas Tambah Tanam) Kabupaten Pandeglang telah mencapai 92,67%, berkat kontribusi signifikan dari wilayah ini. Dari hasil rapat virtual bersama Menteri Pertanian pada pagi hari yang sama, Dr. Suharyanto menyampaikan sejumlah kabar baik, salah satunya yaitu penurunan harga pupuk sebesar 20% per 22 Oktober 2025 dengan harapan tidak ada pedagang yang menjual pupuk dengan harga melebihi HET yang ditetapkan.

 

Dr. Suharyanto menyampaikan pula bahwa Program strategis yang menjadi fokus pengawalan bersama meliputi LTT reguler, Padi Gogo, Brigade Pangan, dan Oplah (Optimalisasi Lahan). “Di Wilayah III Kabupaten Pandeglang, terdapat 4 kecamatan yang memiliki target Padi Gogo, yakni Cikeusik, Angsana, Sindagresmi, dan Munjul, selanjutnya terdapat 5 kecamatan penerima Program Oplah Non Rawa, yakni Cikeusik, Munjul, Cisata, Picung, dan Saketi.

 

Berdasarkan data SISCROP, kondisi pertanaman di Wilayah III mayoritas berada pada fase kondisi air (34%), sedangkan fase generatif II dan bera mencapai 34,19%. Hal ini menunjukkan bahwa bulan Oktober merupakan waktu yang optimal untuk percepatan dan peningkatan LTT” ujar Dr. Suharyanto. “Langkah-Langkah Percepatan yang ditekankan yaitu optimalisasi pendampingan dan percepatan tanam pada lokasi penerima bantuan pemerintah, pemanfaatan maksimal alat dan mesin pertanian (Alsintan), pompa, dan irigasi perpompaan, pelaporan data secara berkala dan sinkronisasi antar sistem” tambahnya.

 

Pelaporan dan sinkronisasi dilakukan melalui beberapa sistem, yaitu SiPDPS, E-Pusluh, pelaporan tanam Padi Gogo, dan Oplah Non Rawa. Selain data numerik, juga perlu disertakan data spasial (polygon) sebagai evidence wilayah yang tercakup dalam program, guna memperkuat akurasi data terutama dalam perhitungan peningkatan Indeks Pertanaman (IP) pada periode Oktober 2025 – September 2026 yaitu 3 musim (Okt–Jan, Feb–Mei, Jun–Sep).

 

Dr. Suharyanto menutup arahan dengan ajakan agar seluruh pihak berkontribusi aktif, mengingat Kabupaten Pandeglang menjadi tumpuan utama pencapaian realisasi program strategis pertanian di Provinsi Banten.

 

Nuridawati menyampaikan bahwa kegiatan di Wilayah III tergolong padat dengan target LTT bulan Oktober sebesar 15.676 ha. Hingga tanggal 21 Oktober 2025, realisasi telah mencapai 15.517 ha atau masih kurang 159 ha untuk mencapai target.

 

“Untuk Padi Gogo, total realisasi mencapai 5.817 ha, dengan rata-rata peningkatan 300 ha per hari. Namun, di Kecamatan Cikeusik masih terdapat sisa luas tanam yang cukup besar, yaitu dari target 1.983 ha, baru terealisasi 669 ha, sehingga masih tersisa 1.314 ha yang perlu dikejar agar target dapat tercapai sesuai waktu yang ditetapkan” ujarnya.

 

Kegiatan selanjutnya adalah diskusi dengan para penyuluh. Iwan Sudjono selaku Koordinator penyuluh Kecamatan Picung menyampaikan bahwa terkait pelaksanaan Program Oplah di Kecamatan Picung, terdapat 6 kelompok tani yang telah menandatangani SPKS, dan 2 kelompok tani yang masih menunggu proses SID. Selain itu, telah terbentuk tim Brigade Pangan (BP) sebanyak 15 orang dari 21 peserta. Iwan berharap tim Brigade Pangan dapat difasilitasi dengan oven dryer untuk pengeringan gabah. ”Penyuluh memerlukan peralatan penunjang seperti pH meter, alat pengukur kadar air, dan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) untuk menunjang kegiatan pendampingan usahatani. Program strategis ini diharapkan dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) di Kecamatan Picung, meskipun masih terdapat kendala pada ketersediaan air dan kurangnya sarana pertanian seperti traktor serta mesin pascapanen” ujarnya.

 

Kegiatan selanjutnya adalah penyampaian identifikasi progress oplah oleh Septi Kusumawati, S.P., M.Sc dan sosialisasi praktek pembuatan polygon padi gogo pada aplikasi ArcGis Kementan dan pelaporan yang disampaikan oleh Yusuf Sopian Hidayat. S.Tr.P.

 

Selanjutnya penyuluh melakukan pembuatan polygon padi gogo dan melaporkan melalui googledrive yang telah disediakan. Pelaporan data spasial padi gogo di luar LBS sangat penting untuk mendukung validitas data.