Menilik Kopi Batulawang, Kekayaan Alam yang Tersembunyi dari Gunung Pulosari - Pandeglang
Pulosari, 26/10/2025, Kopi Batulawang salah satu kekayaan alam pertanian yang nyaris tersembunyi di lereng Gunung Pulosari Kab. Pandeglang.
Tim BRMP Banten yang terdiri dari Kepala Balai Dr. Suharyanto, SP, MP, Kasubag TU Nofri Amin, S ST, MP, Ketua Tim Kerja Layanan dan Penerapan Modernisasi Pertanian ST. Rukmini, SP, M.Si., dan Ketua Tim Kerja Program, Evaluasi dan Pendampingan Modernisasi Pertanian Septi Kusumawati,SP, M.Sc serta Tim lainnya: Ekha Anggreini, SP, MP, Jimmy Hendriansyah dan Nur Jum'atti berkesempatan melakukan eksplorasi ke lokasi perkebunan kopi di Desa Parigi dan Desa Telagasari Kec. Saketi Kab. Pandeglang.
Di dua desa tersebut, jenis kopi yang ditanam adalah Robusta pada ketinggian 500 - 920 mdpl di sela-sela tanaman tahunan lainnya seperti cengkeh, jengkol, petay, durian, manggis, rambutan, jati, mahoni, dan lain-lain. Lokasi tersebut merupakan hutan campuran yang berfungsi sebagai penyangga air.
Tahun ini, BRMP Banten telah mengagendakan untuk penerapan SNI Bina UMK kepada beberapa produk pertanian seperti kopi, gula aren semut, dan produk lainnya. Kunjungan ke lokasi perkebunan kopi, merupakan awal pengenalan kondisi perkebunan untuk mengetahui perkembangan terkini termasuk melihat dari dekat alat pasca panen yang dimiliki seperti Dome Solar Dryer yang terletak di Desa Telagasari.
Bersama dengan Ani, ketua Kelompok Tani Neglasari sekaligus pemilik Kedai Kopi Batu Lawang di Kota Pandeglang, Tim menyusuri areal perkebunan. Tampak buah kopi yang masih menghijau pada pohon kopi setinggi 1 - 1.5 meter. Petani telah melakukan pemeliharaan tanaman dengan melakukan pemangkasan secara rutin untuk membentuk tajuk dan untuk merangsang produksi. Meskipun demikian, Ani mengakui bahwa kopi di wilayah tersebut jarang diberi pupuk kimia, pemupukan hanya mengandalkan dari serasah daun kering dan limbah tanaman lainnya. Buah kopi akan dipanen saat buah kopi sudah berwarna merah terang, diperkirakan pada bulan Juli tahun depan (2026).
Poktan Neglasari memiliki anggota sekitar 107 orang dengan luas lahan saat ini 152 ha yang berlokasi di kawasan hutan Pulosari khususnya di Desa Telaga Sari Kec. Saketi. Lahan tersebut memiliki hak guna usaha 30 tahun. Jumlah pohon kopi rata-rata per hektar di lokasi tersebut adalah 600-700 pohon.
Dari petani sekitar, Ani memperoleh kopi yang sudah dikeringkan, antara lain dengan menggunakan Dome Solar Dryer, yaitu alat pengering hasil pertanian berbentuk kubah yang memanfaatkan energi matahari secara efisien, menangkap dan menyebarkan panas secara merata. Selanjutnya biji kopi disimpan hingga siap untuk proses penyangraian.
Kopi Batulawang telah merambah ke pasar ekspor seperti Malaysia , Arab Saudi dan Jepang meski masih dalam jumlah yang terbatas. Untuk pasar lokal, dilakukan ke kedai-kedai kopi yang ada di Pandeglang, Cilegon, Serang, dan Tangerang. Pasar luar Banten dilakukan ke Yogyakarta dan Bali.
Selain kopi Batulawang, Ani juga memiliki kopi Ujung Kulon dengan citarasa yang sama enaknya. Kopi Ujung Kulon diambil dari wilayah Selatan Pandeglang. Kopi ini juga merupakan jenis kopi Robusta yang ditanam pada ketinggian 200-300 mdpl.