Giat LTT, BRMP Banten Lakukan Tinjauan Lapang ke Munjul - Pandeglang
Munjul, 03/10/2025, Kepala BRMP Banten Dr. Suharyanto , SP, MP bersama Tim LTT melakukan koordinasi ke Kecamatan Munjul Kabupaten Pandeglang dalam rangka percepatan Optimasi Lahan (Oplah), koordinasi LTT dan Gerakan Tanam (Gertam).
Koordinator Penyuluh Kec. Munjul Dadang menyebutkan bahwa usulan oplah yang diajukan untuk wilayah binaannya adalah lebih dari 700 ha.
Usulan CPCL Oplah tersebut adalah petani dengan sawah garapan yang rata-rata di bawah IP200. Setelah diverifikasi oleh pihak Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa diperoleh luasan 552 ha yang tersebar di 8 desa. Dasar pertimbangannya adalah luasan lahan < 1 ha tidak masuk kriteria.
Luas Baku Sawah (LBS) Kec. Munjul adalah 1.495 ha dan sekitar 65,6% di antaranya merupakan sawah tadah hujan, yaitu 981 ha. Sumber air berasal dari aliran sungai Ciliman. Dukungan untuk menyediakan air di lokasi oplah, remcananya akan dibangun pompanisasi, pipanisasi, dam parit (1 unit) dan embung seluas 100 m2. Dam parit dan embung secara khusus diperuntukkan untuk mengairi areal oplah seluas 330 ha dalam satu hamparan.
Identifikasi langsung ke lapangan dilakukan bersama PPL Munjul tepatnya di Poktan Nurani Meukar dan Nurani Meukar 1 yang masing-masing target oplahnya 30 ha. Hasil diskusi diperoleh informasi bahwa petani berkomitmen untuk meningkatkan IP dan produksi padi yang nampak pada kesanggupan swadaya apabila bantuan pemerintah masih dirasakan kurang. Semangat tersebut terwujud untuk meningkatkan IP yang eksitingnya IP180.
Agenda selanjutnya adalah koordinasi dan gertam padi gogo. Bersama PPL Munjul dan petani yang tergabung dalam poktan Sukatani 1, Kepala BRMP Banten melaksanakan gertam padi gogo di Desa Cibitung.
Lokasi gertam dilakukan pada lahan eks plasma kelapa sawit yang dikelola poktan Sukatani seluas 1,5 ha. Gertam dilakukan bersama 10 orang petani dengan menanam varietas Inpago 13 Fortiz.
Inpago 13 Fortiz merupakan varietas yang baru dikenal oleh petani Cibitung karena varietas eksisting adalah Situ Bagendit dan varietas lokal Pare Ngengek. Umur tanaman 4 bulan dengan rerata produksi 3,8 ton/ha.
Rerata pengalaman beusaha tani padi gogo 5 tahun dengan frekuensi tanam 1 x kali setahun. Pasca penanaman padi gogo selanjutnya akan ditanami palawija.
Selain benih, poktan juga menerima bantuan herbisida dan fungisida. Waktu tanam biasanya di bulan November. Karena bantuan telah diterima dan air tersedia, maka poktan Sukatani merelisasikan tanam di Bulan Oktober. Petani juga menyampaikan bahwa pihaknya akan secara swadaya menggunakan pupuk urea 100 kg/ha dan TSP 100 kg/ha.