BRMP Banten Dampingi PETERPAN, Pertanian Terpadu di Lahan Bekas Tambang
Cilegon, 11/08/2025 — BRMP Banten diwakili Ketua Tim Kerja Layanan Kerjasama dan Diseminasi Modernisasi Pertanian (LKDMP), ST. Rukmini, S.P., M.Si., beserta tim melakukan pendampingan ke lokasi PETERPAN (Pertanian Terpadu Pasca Lahan Pertambangan), sebuah program pertanian berkelanjutan yang dikembangkan sebagai bagian dari pemanfaatan lahan bekas tambang. Program ini merupakan Program CSR PT PLN Indonesia Power UBP Suralaya yang bekerjasama dengan BRMP Banten, dan dikelola oleh Kelompok Tani Harapan Jaya.
Terletak di Kelurahan Bagendung, Kecamatan Cilegon, Kota Cilegon, kawasan pertanian terpadu ini memiliki luas 1300 m dan mencakup 8 petak lahan yang masing-masing berukuran 9 x 11 meter serta kolam ikan yang menempati lahan sekitar 300 m2.
Tercatat 10 jenis tanaman di PETERPAN, yaitu bawang merah, sawi, pakcoy, kangkung, bayam, kacang tanah, kacang panjang, timun, gamal, dan cabai. Kolam yang ada digunakan untuk budidaya ikan lele yang sepenuhnya diberi pakan berupa maggot. PETERPAN menjadi contoh nyata dari inovasi pemanfaatan lahan pasca-tambang untuk kegiatan produktif yang ramah lingkungan.
Kegiatan pendampingan BRMP Banten di lokasi tersebut sekaligus turut menyambut Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. rer.nat. Martha Fani Cahyandito, S.E., M.Sc., dan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran, Akuat Supriyanto, S.S., MBA yang melakukan pemantauan Program CSR PT PLN Indonesia Power UBP Suralaya.
Dari Pihak PLN, hadir Tim SDM dan Humas. Kunjungan ini bertujuan untuk mendengarkan langsung proses pelaksanaan kegiatan, tantangan, dan harapan Kelompok Tani Harapan Jaya yang telah berhasil mengubah lahan bekas tambang menjadi kawasan pertanian produktif.
Dalam kunjungannya, Prof. Fani menyampaikan rasa terima kasih atas undangan yang diberikan serta apresiasi terhadap semangat dan kinerja para anggota kelompok tani. Menurut Prof. Fani, PETERPAN merupakan cerminan nyata dari transformasi sosial-ekologis yang bisa dijadikan contoh nasional dalam ajang lomba inovasi tahunan yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup.
"PETERPAN harus berangkat dari permasalahan yang nyata dan diukur keberhasilannya. Apakah hanya untuk tampilan, atau benar-benar mampu membalikkan keadaan sehingga manfaatnya dirasakan betul oleh masyarakat yang mengelolanya?"ujar Prof. Fani.
Akuat Supriyanto, S.S., MBA., menambahkan bahwa kondisi lahan yang dahulu tandus dan ditinggalkan pasca aktivitas pertambangan kini telah menunjukkan manfaat nyata bagi masyarakat sekitar.
"Apa yang dikerjakan di sini bisa menjadi inspirasi bagi wilayah lain dengan kondisi serupa. Kami ingin melihat sejauh mana aktivitas ini berdampak nyata pada kehidupan bapak/ ibu dan lingkungan sekitar," ungkap Akuat.
ST. Rukmini, S.P., M.Si., mengapresiasi pendekatan program yang kolaboratif dan terstruktur oleh PT PLN Indonesia Power UBP Suralaya. Rukmini menilai kerja sama antara masyarakat, PT PLN Indonesia Power UBP Suralaya, dan BRMP Banten telah membentuk ekosistem pertanian yang kokoh dan berkelanjutan.
"Program ini tidak hanya memperhatikan aspek teknis pertanian, tetapi juga pendekatan sosial melalui sistem kelompok yang adil. Harapannya bisa menjadi role model dan diduplikasi di tempat lain," ucapnya.
Pihak PLN berharap bahwa ke depannya pola tanam bisa lebih terjadwal agar panen bisa dilakukan secara berkala dan menyerap lebih banyak tenaga kerja dari masyarakat sekitar.
Ke depan, kelompok tani berencana memperluas pemasaran melalui pasar tani serta menjadikan lahan PETERPAN sebagai lokasi workshop dan edukasi pertanian organik. Pengembangan budidaya gurame dan diversifikasi tanaman melalui sistem tumpangsari juga telah direncanakan untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan lokal.
Kunjungan ini diharapkan menjadi awal dari sinergi yang lebih luas antara dunia industri, akademisi, dan masyarakat dalam pengembangan pertanian berkelanjutan berbasis rekayasa lahan.